Tidakkah sebaiknya kita alirkan saja kesedihan?
sampai jauh, sampai tak ada lagi keluh
barangkali jiwa kita memang samudra
gemuruhnya kadang serupa
atau mungkin mata air?
Sudah semestinya sedu sedan
kita biarkan terisak retak diujung-ujung jejak
mungkin bisa sepertinya
gurat demi gurat luka kita raba sebagai pertanda
Kita bosan dengan durja
tapi lihat, betapa duka selalu setia
ia karib yang sempurna
bagi kita, yang tak punya apa-apa
tak sepantasnya kita berharap ia binasa
Apa sesungguhnya bahagia?
ketika tandus mata air air mata?
ketika hilang kesedihan, atau ketika kenang menyakitkan
pada akhirnya berhasil kita tinggalkan?
Tidakkah sebaiknya kita putuskan saja
bahagia adalah ketika kita telah percaya
bahwa seburuk apapun nyeri, selalu bisa kita menepi
meski mungkin hanya kepada secarik puisi.
0 komentar:
Posting Komentar